Kiamat Menurut Alquran dan Hadits

Pembahasan mengenai hari Kiamat tertera di dalam Alquran juga Hadits. Betapa pentingnya mempelajari tentang hari Kiamat beserta tanda-tanda dekatnya hari Kiamat, sehingga Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam menaruh perhatian besar terhadapnya.
Kiamat Menurut Alquran Hadits
Kiamat Menurut Alquran dan Hadits
Allah berfirman dalam surah Muhammad [47]: 18. yang artinya.
Maka, tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka, apakah faidahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang?
Argumen penulis tentang ayat tersebut.
Ayat di atas mengisyaratkan  bahwa hari Kiamat merupakan peristiwa besar dan dahsyat, sangat dekat masanya, dan akan datang secara tiba-tiba. Namun meskipun datang dengan tiba-tiba, hari Kiamat mempunyai pertanda bagi kedatangannya. Tanda-tanda ini sebagian dijelaskan di dalam Alquran dan sebagian di dalam As-sunnah.
Redaksi ayat tersebut berupa pertanyaan, artinya pertanda datangnya Kiamat perlu mendapatkan perhatian lebih, sehingga kita dapat selamat ketika Kiamat terjadi.

Allah berfirman dalam surah Al-Qamar [54]: 1. yang artinya.
Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.
Ayat ini menunjukkan bawha hari Kiamat sudah dekat. Ditandai dengan salah satu tandanya, yaitu terbelahnya bulan pada periode dakwah di Mekah.

Allah berfirman dalam surah Al-A'raf [7]: 187.
Mereka menanyakan kepadamu tentang hari Kiamat, "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Hari Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian mlainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Allah berfirman dalam surah An-Nisa [4]: 159.
Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
Allah berfirman dalam surah Az-Zukhruf [43]: 61.
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari Kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.
Para mufassir menginterpretasikan bahwa turunnya Isa alaihissalaam pada akhir zaman nanti merupakan salah satu pertanda telah dekatnya hari Kiamat.

Dari Umar Radhiyallaahu anhu
Pada suatu hari kami bersama Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam, tiba-tiba muncullah seseorang yang berpakaian putih bersih, berambut hitam legam, dan tidak tampak pada dirinya bekas-bekas melakukan perjalanan jauh. Di antara kami tidak ada satupun yang mengetahui jati dirinya. Yang jelas dia langsung duduk di hadapan Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam. Dia merapatkan kedua lututnya berhadapan dengan lutut Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam kemudian dia meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam. Orang tersebut berkata, "Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam!" Maka beliau menjawab, "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji jika engkau mampu menunaikannya." Maka berkatalah orang tersebut, "Engkau benar!" (Kata Umar radhiyallaahu anhu, "Kami pun tertegun keheranan, padahal dia yang menanyakan hal tersebut, tetapi dia sendiri yang membenarkan jawabannya.") Kemudian, orang tersebut bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku apakah iman itu?" Beliau menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta iman kepada takdir, yang baik dan yang buruk." Laki-laki itu kembali menjawab, "Engkau benar." Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku apakah ihsan itu?" Beliau menjawab, "Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak dapat melihat-Nya maka (ketahuilah) sesungguhnya Dia melihatmu." Kemudian, orang tersebut bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang hari Kiamat!" Beliau menjawab, "Orang yang ditanyai tentang hari Kiamat ini tidak lebih tahu daripada yang bertanya." Kemudian laki-laki tersebut menukas, "(Kalau begitu) beritahukanlah tentang tanda-tandanya!" Beliau menjawab, "Budak wanita melahirkan tuannya sendiri dan apabila engkau melihat penggembala kambing yang bertelanjang kaki mulai berlomba-lomba membuat gedung pencakar langit." (Umar berkata, "Lalu laki-laki tersebut pergi dan aku pun termenung untuk beberapa saat.") Kemudian Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam bersabda kepadaku, "Wahai Umar, tahukah kamu siapakah yang bertanya tadi?" Aku menjawab, "Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu." Nabi shallallaahu'alaihi wasallam bersabda, "Ketahuilah, dia itu Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kepada kalian." Hadits Riwayat Muslim. bab: Al-Iman, hadits no.8 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (1/157)].
Hadits di atas mengisyaratkan maksud turunnya Jibril yaitu untuk mengajarkan umat Islam tentang perkara Islam, iman, dan ihsan serta tentang perkara hari Kiamat. Perkara hari Kiamat sangatlah penting terbukti pertanyaan tersebut dilontarkan setelah pertanyaan tentang rukun Islam dan rukun Iman.

Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallaahu anhu, dia berkata:
Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam berdiri menyampaikan khutbah sehari penuh untuk menjabarkan peristiwa apa saja yang akan terjadi hingga hari Kiamat seehingga tak satu pun di antara peristiwa tersebut  yang tidak disebutkan oleh beliau. Maka sebagian penjabaran tersebut ada yang diingat oleh para sahabat dan ada pula yang terlupakan oleh mereka, namun para sahabat mengetahui semua hal itu dengan jelas. Hanya saja ada beberapa perkara yang aku telah melupakannya. Ketika aku melihat kejadian (yang diceritakan oleh Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam waktu itu) maka aku ingat kembali (akan sabda Nabi shallallaahu'alaihi wasallam). Hal ini seperti seorang teman karib yang lama tidak berjumpa kemudian dia akan teringat lagi siapa temannya itu ketika bertatap muka. HR. Muslim, Al-Fitan, hadits no.2891 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/214)].
Diriwayatkan dari Amru bin Akhthab radhiyallaahu anhu.
Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam shalat Shubuh bersama kami kemudian beliau naik ke mimbar lalu berkhutbah di hadapan kami hingga tibalah waktu Dhuhur. Lantas beliau turun dari mimbar dan melaksanakan shalat Dhuhur. Kemudian beliau kembali naik mimbar untuk berkhutbah hingga sampailah waktu Ashar tiba. Kemudian beliau turun dari mimbarnya dan melaksanakan shalat Ashar. Beliau kembali naik mimbar berkhutbah hingga matahari terbenam. Dalam khutbahnya itu, beliau memberitahukan kepada kami peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Orang yang paling tahu di antara kami tentang peristiwa-peristiwa tersebut adalah orang yang paling kuat hafalannya di antara kami. HR. Muslim: Al-Fitan, hadits no.2892 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/215)].
 Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallaahu anhu..
Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam mengabarkan kepadaku tentang apa saja yang terjadi hingga hari Kiamat tiba, sehingga apa saja yang akan terjadi aku tanyakan kepada beliau. Hanya saja aku tidak sempat menanyakan kepada beliau gerangan apakah yang membuat penduduk Madinah keluar dari kota Madinah. HR. Muslim: Al-Fitan, hadits no.2891 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/214)].
Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallaahu anhu.
Demi Allah, akulah orang yang paling tahu tentang berbagai fitnah apa saja yang akan terjadi di antara diri kami hingga datangnya hari Kiamat nanti. Tidak ada satu peristiwa pun yang beliau rahasiakan kepadaku kecuali beliau telah mengabarkan kepadaku dan beliau tidak memberitahukan kepada selainku. Namun pada suatu hari Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam bersabda dalam sebuah majelis yang aku sendiri turut serta di dalamnya. Maka bersabdalah beliau sambil menghitung fitnah apa saja yang terjadi pada umat ini. Di antaranya terdapat 3 fitnah yang tidak menyisakan sesuatu pun, dan di antaranya ada juga seperti angin musim panas yang berhembus kadang besar dan kadang kecil. (Hudzaifah radhiyallaahu anhu melanjutkan kisahnya, "Semua sahabat yang ada di majelis tersebut telah pergi (meninggal) kecuali aku."). HR. Muslim: Al-Fitan, hadits no.2891 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/214)]. 
Dari hadits-hadits di atas, terlihat jelas bahwa betapa pentingnya mengetahui tentang tanda hari Kiamat. Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam berkhutbah tentang tanda-tanda hari Kiamat dalam waktu yang sangat lama, yaitu selepas shubuh hingga menjelang terbenamnya matahari. Satu khutbah yang sangat panjang yang belum pernah dilakukan Rasulullah sebelumnya. Terlihat betapa Rasulullah sangat mengasihi umatnya. Dari hadits-hadits di atas juga terlihat bagaimana para sahabat antusias dan memberikan perhatian penuh terhadap topik yang sedang dibahas.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari radhiyallaahu anhu.
Ketika kami sedang berdiskusi, Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam mendekati kami dan bersabda kepada kami, "Masalah apa yang sedang kalian diskusikan?" Kami pun menjawab, "Kami sedang membicarakan perihal hari Kiamat." Mendengar itu Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya hari Kiamat itu tidak akan terjadi, melainkan kalian melihat 10 tanda-tandanya." Kemudian beliau menyebutkan tanda tersebut sebagai berikut: (munculnya) asap, Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, turunnya Isa bin Maryam 'alaihissalaam, munculnya Ya'juj dan Ma'juj, terjadinya 3 kali gempa bumi, gempa di bumi bagian barat dan timur, kemudian disusul gempa yang terjadi di Semenanjung Arab. Kemudian, sebagai akhirnya bertiuplah api yang berasal dari negeri Yaman yang menggiring manusia menuju tempat berkumpul mereka. HR. Muslim: Al-Fitan wa Asyrath As-Sa'ah, hadits no.2901 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/225)].

Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallaahu anhu.
Saat itu kami sedang duduk-duduk bersama Umar. Maka berkatalah Umar, "Siapakah di antara kalian yang tahu betul terhadap sabda Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam yang berkaitan dengan fitnah?" Maka aku pun menjawab, "Akulah orangnya." Maka, Umar berkata, "Sungguh, engkau terhadap masalah ini termasuk orang yang berani." Maka aku pun langsung mengatakan permasalahan itu di hadapannya, "(Ketahuilah), fitnah yang menimpa seorang laki-laki terkait keluarga, harta, anak, atau tetangganya dapat dilebur dengan shalat, puasa, sedekah, dan melakukan amar makruf dan nahi munkar." Umar berkata, "Bukan itu yang aku maksudkan, tetapi fitnah yang menerpa (umat Islam) laksana gelombang samudera." Maka Hudzaifah berkata, "(Tenang saja) engkau tidak akan mengalami pedihnya fitnah itu, wahai Amirul Mukmini, karena antara fitnah itu dan diri Anda terdapat pintu yang tertutup (yang menghalanginya)." Umar balik bertanya, "Apakah pintu tersebut akan terbuka atau didobrak?" Hudzaifah menjawab, "Pintu tersebut akan didobrak secara paksa." Kami (perawi) pun berkata, "Apakah Umar juga mengetahui 'pintu' itu?" Hudzaifah menjawab, "Iya, dia pun juga mengetahuinya seperti siang yang akan mendahului malam. Ketahuilah, aku tidak menceritakan hal ini dengan mengada-ada. Biarkan aku pergi untuk bertanya langsung kepada Hudzaifah. Maka kami pun menyuruh Masruq untuk menanyakannya, maka Hudzaifah pun menjawab, 'Pintu itu adalah Umar'." HR. Al-Bukhari, bab: Mawaqit Ash-Shalah, hatits no. 525 [Fath Al-Bari (2/11)]. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim: Bab Al-Fitan wa Al-Malahim, hadits no. 144 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/215)].
Diriwayatkan dari Abu Idris Al-Khaulani, bahwasanya dia mendengar Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallaahu anhu berkata:
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam tentang hal-hal yang baik, sedangkan aku menanyakan kepada beliau hal-hal yang buruk karena aku khawatir jika keburukan tersebut akan menimpa diriku. Maka aku pun bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, dulu sewaktu kami di masa jahiliyyah kami dalam kondisi yang amat buruk, kemudian datanglah kebaikan (Islam) ini kepada kami, lantas apakah setelah datangnya kebaikan ini akan datang keburukan lagi?" Beliau menjawab, "Benar." Kemudian aku bertanya, "Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan kembali?" Beliau menjawab, "Benar, di dalamnya ada kabut yang gelap." Apakah itu, ya Rasulullah?" tanyaku. Beliau menjawab, "Satu kaum yang menyeru bukan dengan petunjukku dan engkau akan mengetahuinya tetapi engkau juga yang mengingkarinya." Aku bertanya lagi, "Setelah kebaikan tadi, akan datang keburukan?" Beliau menjawab, "Benar, yaitu para penyeru yang memanggil di depan pintu neraka Jahanam. Barangsiapa yang memenuhi ajakannya, niscaya dia akan terjerumus ke dalamnya." Aku bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, berikanlah kepadaku ciri-ciri mereka itu!" Beliau menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai warna kulit seperti kita dan berbicara dengan bahasa kita." Aku bertanya lagi, "Apa yang Anda perintahkan jika hal itu terjadi kepada kami?" Beliau menjawab, "Tetaplah engkau bersama jamaah kaum muslimin dan iman mereka." Aku bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak menemukan masyarakat muslim bersama imannya?" Beliau menjawab, "Asingkanlah dirimu dan tinggalkan semua kelompok itu, meskipun engkau harus bergelayut di batang pohon hingga ajal menemuimu dengan kondisimu itu." HR. Al-Bukhari: Al-Fitan, bab: Kaifa Al-Amr Idza Lam Takun Jama'ah, hadits no.7084 [Fath Al-Bari (13/38)].
Mengetahui tanda-tanda hari Kiamat akan memperkuat Keimanan kita terhadap Kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallaahu'alaihi wasallam. Mengetahui tentang hari Kiamat juga merupakan bentuk peringatan sekaligus memberikan solusi bagaimana menghadapinya dengan selamat. Dengan mempelajari tanda-tanda Kiamat mungkin akan membuat sebagian orang takut. Namun sebetulnya bagi orang yang beriman justru akan memperkuat keteguhan memegang agama serta memotivasi untuk semakin banyak beramal shalih. Mereka akan menolak sikap lemah dan putus harapan. Justru mereka akan semakin berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan mempelajari tentang hari Kiamat bukanlah sebagai alasan untuk menyerah pada nasib, dengan dalih bahwa hal tersebut memang sudah menjadi takdir yang akan mematikan semua usaha untuk mengubahnya. Padahal usaha untuk berubah bukan berarti menentang takdir Allah, karena seorang muslim tentunya akan menolak takdir Allah dengan takdir Allah yang lain.

Pada sebagian hadits ada yang diawali dengan pernyataan solusi bagi fitnah sebelum fitnah tersebut terjadi. Ini merupakan isyarat bahwa tidak ada kata menyerah dengna dalih bahwa semua yang menimpanya adalah takdir Allah. Di antara hadits-hadits itu adalah sebagai berikut.
Hendaklah kalian bersegera melakukan amal shalih sebelum fitnah terjadi laksana malam yang amat pekat. Saat itu seorang lelaki beriman pada pagi harinya (dengan mudahnya) dan menjadi orang kafir pada sore harinya. Atau pada sore harinya dia beriman dan menjadi kafir pada keesokan harinya, karena dia menjual agamanya dengan harta dunia. HR. Muslim, Al-Iman, hadits no.118 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (1/375)].
 Allah berfirman dalam Alquran surah Ar-Ra'd ayat 11.
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Jelaslah bahwa yang harus kita lakukan adalah berikhtiar dan berdoa meminta petunjuk Allah sehingga kita senantiasa dalam lindungan-Nya.

Komentar

Dipersilakan untuk berdiskusi di sini.

Archive

Formulir Kontak

Kirim